Beberapa
waktu lalu, pas beli coklat di Kotagede, aku lihat burung-burungan dari daun
pandan kering dijadiin properti dalam toko coklat. Mendadak anganku melayang
menuju masa kecil. Masa-masa di mana hari-hariku akrab dengan mainan
tradisional. Barang yang nyaris susah ditemui di era digital seperti sekarang. Seperti
Burung Enggang di Kalimantan yang hampir punah. Sejak hari itu, aku berburu
mainan jadul alias jaman dulu!
Target
utamaku yang pertama adalah burung-burungan itu tadi. Hari demi hari,
menyambangi dari satu pasar ke pasar lain, tapi ga ketemu. Duh, wahai penjual
burung-burungan, di manakah engkau berada? Hampir punahkah engkau, sampai begini
susah aku menemukanmu.
Tapi semesta
selalu punya kejutan untuk penghuninya, di saat aku sudah mengeliminasi
burung-burungan dari daftar pencarian utama, eh malah dia nongol! Bahkan aku
merasa, dia yang menemukanku, bukan sebaliknya. Dan bukan di pasar, tapi di
jalanan. Jalan protokol pula! Si bapak penjual sedang menyeret berpuluh-puluh
dagangannya yang cuma satu jenis itu. Duuhh, bahagianya aku.
Ternyata
burung-burungan ini bukan produk lokal, tapi diimpor dari Lamongan. Wow, Lamongan
bukan cuma tentang penjual pecel lele rupanya. Si bapak ini semacam pedagang
sutera dari India yang bepergian menjajakan dagangannya, cuma beda komoditas
dan asal muasal aja. Kalo si doi ini dari Lamongan, dan komoditasnya bukan
sutera melainkan burung-burungan dari daun pandan kering nan eksotis.
Aku beli 9
biji, aku pajang di beberapa sudut rumah. Ada yang di atas televisi, di atas rel
gorden, dan jadi pajangan daun pintu. Manis. Ahahahha....
burung bisu dari daun |
Selain
burung bisu itu, aku juga telah menemukan (lagi-lagi tanpa sengaja) mainan
tradisional dari cangkang bekicot. Entah apa nama sebenarnya. Tapi waktu kecil
aku menamainya “othok-othok”. Mainan
ini memang untuk dibunyikan, dan suara yang keluar semacam yaaaaa othok-othok itu.
Aku ketemu
sama Kang Mas penjualnya di depan SD. Sekolahnya belum bubaran, jadi sepi. Ga
tau juga deh kalo muridnya keluar, pada beli apa engga. Si othok-othok dari
bekicot ini murah banget lho, cuma Rp 1000,-. Bayangkan! Seharga kita parkir
motor di depan ruko foto copy. Moga-moga laris ya mas.
Itu dua
makhluk mainan tradisional yang aku punya. Perburuan selanjutnya akan segera
saya laporkan. Sekian!
"othok-othok" dari rumah bekicot |
0 komentar :
Posting Komentar