"The Balkarian in Terskol, Mt. Elbrus Expedition" Sebuah pembukaan...

Buku hasil ekspedisi Mapala UMY ke Elbrus, Rusia


Nenek moyang kami adalah para petualang, kami adalah keturunan para pengelana, kami adalah penjelajah.

Jauh sebelum Laksamana Cheng Ho mendarat di Jawa, berabad-abad sebelum Colombus bertandang ke Benua Amerika, orang-orang Nusantara telah melintasi samudera dan menjejakkan kakinya hingga ke Madagaskar di Benua Hitam, Afrika.

Memori petualangan yang diwariskan oleh leluhur yang tersimpan dalam DNA kami tak pernah hilang. Ia terus menguntit, mengaliri darah, membututi jiwa kami, meneruskan takdir untuk melanjutkan penjelajahan yang belum selesai.

Sir Henry Dunant, pendiri Palang Merah sekaligus penerima penghargaan Nobel Perdamaian pernah berujar “Sebuah negara tidak akan pernah kekurangan seorang pemimpin apabila anak mudanya sering bertualang di hutan,gunung dan lautan”

Kami kira itu benar adanya. Disiplin dan perencanaan yang ketat, serta usaha yang keras dalam mempersiapkan hingga pelaksanaan bisa membentuk manusia menjadi semakin beradaptasi dengan alam, menjadi liat dalam berbagai situasi, semakin tahan berduel dengan kondisi apapun. Layaknya besi yang harus berkali-kali menerima tempaan, dibakar panas api dan disiram dingin air hingga menjadi senjata yang bisa diandalkan.

Menembus dinding waktu berabad-abad setelah moda transportasi malih rupa mulai dari berjalan kaki, kapal api, hingga sekarang bisa terbang melintasi awan bak Gatot Kaca dalam cerita wayang, kami bertekad untuk mengibarkan bendera Indonesia, bendera Mapala UMY, dan panji-panji kebanggaan Muhamadiyah.

Muda Mendunia bukan slogan gaya-gayaan. Dalam sejarahnya, para pemuda selalu menorehkan kisah yang patut diingat. Sebut saja peristiwa menjelang proklamasi kemerdekaan Indonesia di Rengas Dengklok, lahirnya generasi bunga di Eropa penentang perang Vietnam, dan reformasi ’98 penanda berakhirnya rezim Orde Baru adalah catatan peristiwa dengan anak-anak muda sebagai mesinnya.

Maka, kali ini kami sebagai pemuda yang terlahir di sebuah rumah bernama Muhamadiyah, di sebuah kota yang sekaligus adalah wilayah Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat akan menambah deretan bingkai sejarah sebagai yang pertama di Yogyakarta yang mengibarkan bendera di puncak tertinggi Benua Eropa.

ELBRUS

Gunung Elbrus merupakan satu dari tujuh puncak dunia, sementara enam puncak lainnya adalah Everest di Asia, Aconcagua di Amerika /selatan, McKinley di Amerika Utara, Kilimanjaro di Afrika, Vinson Massif di Antartika, dan Puncak Jaya di Papua.

Gunung tertinggi di Eropa adalah Gunung Elbrus dengan ketinggian 5.642 meter di atas permukaan air laut atau setara dengan 18.510 kaki. Gunung ini berada di wilayah Rusia, di deretan pegunungan Kaukasus yang membentang di daerah Rusia bagian selatan, berdekatan dengan perbatasan Georgia.

Di masa silam orang menganggap gunung sebagai Strobilus, meminjam dari istilah Yunani yang dalam mitologinya di situlah Zeus merantai Prothomeus, salah seorang anak dari Titan Iapetos, sebagai hukuman karena dia telah mencuri api Zeus dan memberikannya kepada manusia. Prothomeus, dalam hukumannya yang abadi diikat pada batu di Kaukasus. Setiap hari, hatinya dimakan oleh burung elang, namun besoknya hatinya akan tumbuh lagi untuk kemudian dimakan lagi oleh burung elang. Begitu seterusnya hingga ia terbebaskan.

Secara etimologi, nama Elbrus adalah pembalikan fonem (metatesis) dari Alborz, yang berasal dari Harā Bṛzatī, sebuah mitologi dari Persia. Harā Bṛzatī sendiri berarti penjaga yang tinggi. Gunung Elbrus juga mempunyai beberapa nama lain yang diberikan oleh beberapa etnis. Orang Tiongkok dan Mongol menyebutnya Mingi Taw yang berarti Gunung Abadi atau Ribuan Gunung. Sementara dalam bahasa Parsia-Arab dia disebut Jin-Padishah. Dalam bahasa Turki disebut Yalbuz, dan dalam bahasa Georgia disebut Ialbuzi. Sementara orang-orang Karkasian menyebutnya sebagai Oshkhamakhua atau gunung kebahagiaan.

Gunung Elbrus selalu diselimuti salju dan gletser sepanjang tahun. Dari Gletser inilah sungai-sungai Baksan, Kuban, dan Malka mendapat aliran air. Gunung ini dikategorikan sebagai gunung yang tidak aktif karena tidak ada catatan erupsi. Tapi menurut Global Volcanism Program, erupsi terakhir pernah terjadi di kurun waktu antara 0-100 Masehi. Bukti vulkanisme baru-baru ini mencakup beberapa aliran lava di gunung yang terlihat segar, kira-kira 260 kilometer persegi (100 sq mi) dari puing-puing vulkanik. Aliran terpanjang meluas 24 kilometer (15 mil) ke timur laut puncak, menunjukkan letusan besar. Ada tanda-tanda lain dari aktivitas di gunung berapi, termasuk aktivitas solfataric dan sumber air panas.

Akses paling dekat menuju Gunung Elbrus adalah dari Mineralnye Vody. Di kota inilah pesawat terakhir bisa mengantar penumpangnya, sekaligus menjadi kota terakhir untuk pendaki yang ingin beristirahat sejenak sebelum melakukan pendakian.

Elbrus mempunyai dua puncak, barat (5642 mdpl) dan timur (5621 mdpl). Puncak yang lebih rendah pertama kali dicapai oleh Khilar Khachirov pada 10 Juli 1829, seorang guide dari Karachi untuk ekspedisi penelitian tentara Kerajaan Rusia yang dipimpin oleh Jenderal Emanuel.

Sementara puncak yang lebih tinggi, yaitu puncak barat pertama kali dicapai dalam ekspedisi Inggris yang dipimpin oleh F. Crauford Groveand pada tahun 1847, termasuk di dalam ekspedisi tersebut adalah Frederick Gardner, Horace Walker, dan seorang Guide dari Swiss bernama Peter Krubel.

Elbrus adalah salah satu puncak yang mematikan. Setiap tahunnya rata-rata ada 30 orang meninggal. Grafik sempat meningkat pada tahun 2004 dengan catatan 48 kematian. Peristiwa maut yang juga diingat terjadi pada 17 Maret 1936 saat 33 anggota Komsomol (All-Union Leninist Young Communist League) berusaha menggapai puncak Elbrus namun harus memakan korban nyawa dari 4 anggotanya yang tewas tergelincir.

RUSIA

I follow the Moskva
Down to Gorky Park
Listening to the wind of change
(Scorpion, Wind of Change)

Lagu tersebut bercerita tentang Klaus Meine sang vokalis Scorpion menyusuri Sungai Moskva yang melintasi Kota Moskow hingga ia sampai di Taman Gorky dan merasakan sepoi angin perubahan. Lagu Wind of Change ini memang terinspirasi dari pergolakan politik di Eropa Timur sebagai penanda berakhirnya perang dingin, menjelang runtuhnya Uni Sovyet lalu bertransformasi menjadi Rusia hari ini.

Sejarah panjang Rusia memang penuh kisah dramatis. Sejak zaman Viking, kekaisaran Tsar Rusia, Revolusi Bolsevik, berdirinya negara komunis pertama, perang dingin, hingga menjadi Rusia yang sekarang sedang berusaha mengembalikan kedigdayaannya sebagai negara adikuasa.

Dua peristiwa besar dalam sejarah Rusia yang tentu sangat diingat warga bumi adalah saat terjadinya Revolusi Bolsevik yang menggulingkan Kekaisaran Tsar Rusia lalu menjadi negara komunis pertama di dunia, juga Peristiwa Glasnot dan Perestroika pada tahun 1991 oleh Gorbachev sebagai gerbang runtuhnya Uni Soviet. Dua peristiwa ini menjadi momentum yang tidak hanya berpengaruh signifikan pada Rusia namun juga ikut mengubah wajah dunia.

Rusia adalah negara terbesar dilihat dari luas wilayahnya yang mencapai  17.075.400 km² atau 11, 46 % luas bumi, atau setara dengan dua kali luas Republik Rakyat Cina. Negara ini mempunyai empat zona iklim yaitu Artik, Subartik, Beriklim sedang, dan Subtropis. Zona iklim yang beragam ini turut mempengaruhi kebudayaan masyarakatnya yang terdiri dari lebih dari 140 juta jiwa dengan berbagai etnis di dalamnya, dan lebih dari 150 bahasa yang dipakai rakyatnya.

Wilayah yang luas dan kekayaan sumber daya alam  adalah anugerah bagi Rusia. Sejarah yang panjang berliku, kekayaan budaya, dan keindahan alam telah membuat para seniman menghasilkan karya-karya yang mendunia dan menginspirasi penjelajah untuk mengenalnya lebih dalam. Di negara inilah terdapat danau terdalam di dunia, Danau Baikal dan puncak tertinggi Benua Eropa, dialah Gunung Elbrus.


PENDUDUK MUSLIM DI RUSIA

Dengan wilayah yang sangat luas, berdekatan dengan benua Asia sekaligus berada di Eropa, serta iklim yang beraneka membuat Rusia menjadi negara yang multi kultural oleh bermacam budaya. Budaya yang mendominasi di Rusia adalah budaya Gereja Kristen Ortodoks Yunani. Sementara kebudayaan Slavia ortodoks, Tatar yang islam, Suku Buryat yang nomaden, hingga paganisme di Timur Jauh menambah keragaman negara ini.

Sejak bergulirnya Glasnot dan Perestroika yang ditandai dengan bubarnya Uni Soviet, wajah kehidupan beragama di Rusia mengalami perubahan yang mencolok. Bila sebelumnya warga mendapat tekanan dari pemerintah, sekarang bisa dengan bebas menunjukkan identitasnya sebagai umat beragama. Sebagai negara sekuler, Rusia membebaskan setiap rakyatnya untuk memeluk segala agama dan kepercayaan, termasuk bila rakyatnya memilih untuk tidak memeluk agama.

Islam adalah agama terbesar kedua di Rusia dan hidup damai berdampingan dengan Kristen Ortodoks selama berabad-abad dan dianggap sebagai salah satu dari agama-agama tradisional Rusia yang secara hukum merupakan warisan sejarah Rusia.

Kita bisa melihat perjalanan sejarah dan kebudayaan Islam melalui sebuah museum kebudayaan Islam yang ada di Kota Kazan, sekitar 700 kilometer dari Moskow. Museum yang resmi dibuka pada tahun 2006  ini adalah satu-satunya museum kebudayaan Islam yang ada ada di Eropa. Lokasinya persis di atas reruntuhan masjid kuno yang dihancurkan oleh Tsar Ivan pada tahun 1552.

Konon, sebelum Kristen Ortodoks dipilih oleh Tsar sebagai agama resmi, Islam sempat dipertimbangkan sebagai agama negara. Namun karena Islam mengharamkan babi dan minuman alkohol yang sudah menjadi tradisi lama Rusia, maka Islam kemudian ditolak sebagaimana Yahudi, Katolik, dan Budha.


HUBUNGAN INDONESIA DAN RUSIA

”Atas nama pemerintah Uni Soviet, saya dengan hormat menginformasikan kepada Anda, sejak pengakuan kedaulatan Republik Indonesia pada 27 Desember 1949 di Den Haag, Belanda, pemerintah Uni Soviet memutuskan mengakui kedaulatan dan kemerdekaan Republik Indonesia dan akan membangun hubungan diplomatik dengan Indonesia.”

Paragraf di atas adalah sebuah pesan yang dikirimkan melalui Telegram oleh Menteri Luar Negeri Uni Soviet Andrei Vyshinsky kepada Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Dr. Mohammad Hatta.

Sejak itulah hubungan bilateral Indonesia dan Rusia bermula. Sebuah hubungan yang hingga kini masih terjaga, dengan segala pasang surutnya.

Indonesia dan Rusia adalah dua negara dengan banyak kesamaan. Keduanya sama-sama negara dengan wilayah yang sangat luas, diperkaya dengan sumber daya alam dan sumber daya manusia, dihiasi warna-warni kebudayaan yang berbeda-beda, dikemas dalam sebuah lambang negara yang sama-sama menggunakan burung gagah sebagai simbolnya.

Rusia dan Indonesia bagaikan boneka Matroska yang ketika dibelah keluar matroska-matroska lain yang ukurannya semakin mengecil. Begitulah kira-kira gambaran kedua negara. Sebuah negara besar yang di dalamnya terdapat entitas-entitas dari mayoritas hingga minoritas yang tetap terjaga di dalam tubuh terluar Matroska.

Sebagai negara yang sama-sama terdiri dari bermacam etnis dan budaya, maka keduanya memberikan perhatian yang besar untuk mengelola perdamaian, menjembatani disparitas yang terjadi antar entitas. Di APEC, Rusia dan Indonesia mensponsori inisiatif untuk dialog diantara religi dan kultur, dimana Bapak Din Syamsudin yang merupakan pimpinan Muhamadiyah menjadi anggota organisasi yang baru didirikan, yaitu “Russia-IslamicWorld Strategic Vision Group” (Kelompok Visi Strategis Rusia-Dunia Islam )

Oleh karena kesamaan-kesamaan ini, kedua negara bisa menjalin hubungan yang masih tetap terjaga hingga kini. Bermula di zaman Bung Karno yang mempunyai pandangan-pandangan ideologis sepaham dengan pemerintahan Rusia saat itu mengikatkan kedua negara menjadi saling terikat erat. Lagu Rusia berjudul Indonesia Cintaku sempat menjadi lagu yang akrab di telinga rakyat Rusia (Uni Soviet) di tahun 50 hingga 60an. Begitu juga dengan lagu Rayuan Pulau Kelapa yang syairnya diterjemahkan dan dinyanyikan dalam Bahasa Rusia. Suatu bukti bahwa hubungan Indonesia Rusia kala itu bukan hanya hubungan politik dan ekonomi, namun juga ikatan emosional.

Hubungan tersebut sempat mengalami kerenggangan di masa orde baru saat Suharto berpaling pada blok barat. Namun hal itu tak bertahan lama, setelah Rusia semakin membuka diri pasca berakhirnya perang dingin, hubungan ini kembali mencair.

Kini, Indonesia dan Rusia semakin mantap bekerja sama dalam berbagai bidang. Mulai dari urusan politik, ekonomi, kebudayaan, dan wisata. Hubungan bilateral antara dua negara tidak melulu tentang politik dan ekonomi yang menitikberatkan antara dua pemerintahan (government to government) namun kita sebagai masyarakat sipil yang tak memegang otoritas pemerintahan pun bisa melakukannya melalui diplomasi kebudayaan dan pariwisata. Dari cara ini, ikatan emosional tentu akan lebih terbentuk dan bila dilakukan secara massal dan serius akan bisa membuat hubungan semakin harmonis.


Tulisan ini menjadi pembuka untuk Buku The Balkarian in Treskol. Versi lebih ringkasnya bisa dibaca langsung di buku tersebut.


2 komentar :

  1. Wah Mbak yg satu ini nulisnya selalu smart!! #mupengberat

    BalasHapus
  2. Harrah's first casino review - Kookoo.KR
    Harrah's has been around since 1966. 더킹카지노 I've always stayed at Harrahs and 카지노 got my 퍼스트 카지노 cards in my pocket.

    BalasHapus

 

Mengenai Saya

follow my insta

Instagram

Protect Paradise

Blogger templates