Meruang-masa di Jagongan Wagen



tidur apa nari, ya?
Salah satu hiburan seni gratis yang ada di Jogjakarta adalah Jagongan Wagen. Dilaksanakan rutin sekali dalam setiap bulan, Jagongan Wagen (berkumpul pada hari pasaran Wage) menyuguhkan pertunjukkan seni menghibur. Tempatnya pun tetap, ada di Padepokan Seni Bagong Kusudiarjo.
Edisi kali ini bertema Meruang-massa. Entah apa maksud dari tema itu. Mungkin menggabungkan antara ruang dan masa. Mungkin juga memisahkannya. Bebas mau diterjemahkan bagaimana. Dilakoni oleh 6 penari yang terdiri dari 3 perempuan dan 3 laki-laki, dipentaskan selama kurang lebih dua jam.
Saya memang bukan orang yang paham tentang tari-tarian, dan itu tidak jadi soal. Saya tetap bisa menikmati pertunjukkan ini. Melihat penari bergerak ke sana ke mari hingga keringat membahasi tubuh merupakan hiburan tersendiri bagi saya. Yang terpikir dalam benak saat menonton adalah, menari seperti ini pasti bisa jadi cara untuk menurunkan berat badan. Tidak perlu depresi karena harus menghindari banyak makanan lezat, tidak perlu juga bangkrut membeli obat-obatan mahal demi membakar lemak, cukup menari dengan riang gembira, maka kalori pun hangus.
Lokasi pertunjukkan yang sederhana tidak mengurangi antusias warga Jogja untuk menonton. Warga kampung sekitar datang berduyun-duyun dan  duduk meleseh beralaskan tikar, mengelilingi empat sisi panggung. Selain warga sekitar, banyak juga para seniman bertampang tampan eksotis yang hanya dengan memandangnya bisa membuat mata saya kembali segar.
Dan, satu lagi yang saya sukai dari setiap pertunjukkan Jagongan Wagen, yaitu adanya suguhan Setub Jambu dan Jahe hangat yang rasanya aduhai. Lagi-lagi, ini juga gratis!

0 komentar :

Posting Komentar

 

Mengenai Saya

follow my insta

Instagram

Protect Paradise

Blogger templates