SERABI, KUDAPAN YANG BIKIN HAPPY :)



Serabi atau srabi atau surabi, seolah jajanan endemik Pulau Jawa. Dari ujung barat hingga timur pulau ini. kita bisa menemukan berbagai jenis variannya. Mulai dari yang masih polos hingga yang sudah berdandan, dihiasi berbagai warna dan beraneka rasa.

Banyak yang menyebutnya panekuk dari Jawa, tapi buat saya, pancake-nya orang barat itu yang serabinya Eropa :)





Di Tanah Sunda, Surabi dinikmati dengan telur yang diletakkan di atasnya. Bagi yang pernah nonton Film Petualangan Sherina, mungkin ingat dengan adegan makan serabi langsung dari penjualnya yang nongkrong di rumah Sadam. Masih di Jawa Barat, kita juga akan menemukan Surabi yang nuansanya lebih nge-pop, bertoping berbagai saus buah-buahan, keju, susu, coklat, bahkan es krim. 

Sementara di Jogja, kita akan berjumpa dengan Serabi Kocor. Cara menikmatinya adalah dengan dicampur kuah santan yang gurih manis sedap. Mari ke Solo sejenak, saudara kandung Jogja ini juga punya Serabi. Namanya Serabi Solo, meski sejak kecil saya lebih akrab dengan nama Serabi Inggris. Bapak saya yang memperkenalkannya, buah tangan saat beliau mempir ke Solo dalam perjalanan pulang dari Jogja. 

Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Begitulah pepatah yang saya pelajari di Sekolah Dasar. Artinya, beda tempat beda pula adat dan kebiasaan, dalam hal ini, beda serabinya. 



Di Cepu kampung halaman saya, kita hanya akan menemui serabi yang polos, lugu, tanpa make up, namun menarik. Serabi ini paling umum disajikan dengan dua cara, ditumpuk menjadi setangkup seperti dorayaki, atau dipasangkan dengan ketan bertabur bubuk kedelai. Nah, yang terakhir ini favorit saya. 

Gurih serabi (sedikit gosong akan lebih baik untuk saya) berduet ketan dan parutan kelapa, semakin harmonis dengan taburan bubuk kedelai bercampur sedikit gula pasir. Ciamik! apalagi dikemas dengan daun pisang dan dimakan saat masih hangat. 

Untuk membuat suasana semakin syahdu, hidangkan kopi kothok sebagai pendamping. Harum kopi yang dimasak hingga mendidih itu bisa meningkatkan kebahagiaan, melupakan kesusahan, dan menghilangkan kepenatan.  

Nikmatilah semua itu pagi atau sore hari di beranda rumah, sambil sesekali menyapa tetangga. Ini resep sederhana untuk bahagia!

Foto-foto saya ambil dengan kamera ponsel murahan dengan dramatisasi berkat adanya aplikasi :)

6 komentar :

  1. Balasan
    1. Hi Mas Rijal, kalo serabi di jepara kaya gimana?

      Hapus
  2. wuaaaa... serabi ini kesenengane bapakku :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. waaahhh iya kah mbak? barusan aku mampir blog nya njenengan. rajin banget posting deh ya :) apiiikkk :)

      Hapus
  3. waaahhh iya kah mbak? barusan aku mampir blog nya njenengan. rajin banget posting deh ya :) apiiikkk :)

    BalasHapus

 

Mengenai Saya

follow my insta

Instagram

Protect Paradise

Blogger templates