Menyapa Tambang, Lantas Apa Setelahnya?

Jamak kita mendengar tentang tambang dan segala bahaya yang mengikutinya, di surat kabar, jurnal, dan mungkin ada yang pernah mendengar dari mulut saya. Ya, saya memang seorang yang sejak lama punya pemahamanan negatif terhadap tambang. Di dalam benak saya selalu terpikir bahwa tambang, apalagi dengan skala raksasa tentu lebih banyak nenimbulkan masalah ketimbang manfaat. Mulai dari beralihnya fungsi lahan hingga tentang kesejahteraan. Bukan, bukannya saya  bermaksud  mau kembali ke jaman batu dengan menolak segala jenis bentuk tambang, toh kenyataannya kita butuh bermacam logam. Saat ini kita terbukti memerlukannya, mulai untuk transportasi hingga gadget yang kita pegang setiap hari. Meskipun begitu kekhawatiran saya dengan tambang yang merusak alam tetap sangat besar. Melihat cekungan di bumi akibat pengerukan material tanah demi mendapat logam idaman terlalu mengerikan bagi saya yang punya perasaan pada keindahan alam. Masih ditambah dengan momok bahwa pengolahan limbah kerap tidak ramah pada lingkungan. Belum lagi kondisi kesejahtetaan penduduk asli yang (sering sekali saya membacanya) tidak mengalami peningkatan, hal ini tentu berhubungan dengan CSR perusahaan.
Dalam kepala saya, untuk kasus PT NNT hal tersebut juga berlaku. Dari sekian bahan yang saya baca, membuat saya merasa bahwa proyek yang dikerjakan PT NNT membawa berbagai dampak negatif. Mulai dari danau raksasa yang dihasilkan, hingga polemik pengolahan limbah tailing. Meskipun telah mendapatkan penghargaan proper hijau dari pemerintah, toh itu belum bisa mengubah pandangan saya. Maklum, kita sama-sama tau, apa saja bisa dijadikan barang dagangan di negeri ini.
Pikiran-pikiran negatif masih terus berkecamuk hingga saya menemukan informasi tentang undangan kunjungan ke wilayah tambang PT NNT. Sungguh suatu hal langka ada perusahaan tambang yang melakukannya. Keberanian PT NNT layak diapresiasi dengan mengacungkan jempol tangan. Membuka pintu bagi orang awam yang asing dengan dunia tambang tentu tidak main-main. Ini artinya PT NNT percaya diri bahwa proyek tambangnya layak ditinjau dan dipublikasikan, bahkan oleh orang yang cukup skeptis seperti saya.
Bagi saya ini merupakan kesempatan emas untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Saya ingin tahu, bagaimana PT NNT menjalankan proyeknya mulai dari proses eksploitasi sampai dengan pekerjaan-pekerjaan mengelola bekas tambang, hal yang hingga kini masih dipandang miring. Melihat secara langsung danau raksasa buatan bekas galian bukanlah tujuan utama, saya sudah cukup sering melihatnya di foto yang bertebaran di jagad maya. Menyaksikan langsung apa saja yang terjadi di sana dan menemukan hal-hal yang tak pernah dimuat di mesin pencari tentu lebih penting.
Saya berharap, melihat langsung dengan mata kepala sendiri ditambah penjelasan dari pihak pertama akan bisa menyelesaikan perdebatan dalam otak saya antara kebutuhan manusia akan material alam versus kondisi sosial dan lingkungan. tulisan pendek ini tentu hanya sebuah sapaan yang akan berlanjut bila saya berkesempatan melihat langsung cara kerja pertambangan melalui program SM Bootcamp Februari nanti.

0 komentar :

Posting Komentar

 

Mengenai Saya

follow my insta

Instagram

Protect Paradise

Blogger templates